Selasa, 22 Januari 2013

Artikel Persahabatan

Pada setiap kehidupan seseorang, pasti akan membutuhkan teman yang bisa berbagi disaat susah maupun senang. Sahabat memang memiliki peran yang bisa membuat hidup menjadi lebih berwarna. Tetapi kehadiran sahabat bukanlah untuk menggantikan posisi pasangan atau kekasih anda.

Saat anda memiliki teman yang baik, bukan hadiah atau bingkisan atau kado yang mereka inginkan. Tetapi perhatian dan kesabaran yang mereka butuhkan. Terkadang sahabat juga butuh didengarkan, baik itu senang maupun dalam duka. Jadi apabila anda memiliki sahabat, maka persiapkan waktu dan kesabaran yang cukup untuk mendengarkan segala masalah serta keluh kesah yang mereka rasakan.

Sahabat akan membantu memecahkan permasalahan yang sedang anda hadapi. Atau mungkin hanya sekedar membicarakan masalah pekerjaan atau kehidupan yang terjadi di sekitar anda. Begitu pula dengan sang sahabat, mereka juga ingin anda melakukan hal yang sama. Membagi cerita-cerita yang lucu juga bisa membuat kedekatan anda dengan sang sahabat.

Variasi ataupun warna-warni kehidupan bisa diberikan oleh sahabat kepada anda. Menghabiskan waktu bersama sahabat akan merelaksasikan kepenatan anda setelah melakukan aktivitas kantor yang padat setiap hari. Mungkin anda bisa makan malam bersama, window shopping akan menciptakan kedekatan yang lebih menyenangkan.

Berikanlah sedikit kejutan dan perhatian kepada sahabat agar lebih dekat. Meskipun anda berada jauh dari sahabat, bukan berarti anda melupakannya kan? Anda tetap bisa berkomunikasi lewat internet, telpon ataupun sms. Tapi sebaiknya anda jangan sampai lupakan sang kekasih karena bisa-bisa dia cemburu lagi.

Terimakasih Tuhan

Hari ini untuk kesekian kalinya aku marah, murka, geram dan tak tahan untuk melampiaskan emosi yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun ini... Anak ini sungguh luar biasa mempermainkan hidupku. Seperti roller coaster, hidupku dan emosiku kini naik turun tanpa bisa terkendali lagi.... Tesis yang kubuat dengan susah payah, mengorbankan waktu bertahun-tahun, menghabiskan banyak tenaga dan keringat (juga uang...) kini teronggok seperti sampah... Penuh coretan gambar boneka, rumah, dan entah apa lagi aku sudah tak memperhatikan lagi.
"Sini kamu... Apa yang sudah kamu lakukan? Kamu rusak buku mama!" Dengan amarah yang meluap-luap seperti gunung berapi yang siap memuntahkan laharnya, aku menghampiri Rara, anak perempuanku itu.
"Aku gambar mama dan aku lagi maen di taman.." Dia sibuk saja berceloteh tanpa merasa bersalah, tanpa takut juga. Anakku ini hiperaktif, aku sampai malu kalau mengajak dia ke tempat umum. Beberapa kali kubawa ke restoran, baik yang cepat saji maupun yang bukan, dia selalu berlarian tak bisa diam. Sering juga menghampiri meja orang lain dan mengajak orang yang bersangkutan ngobrol. Sungguh tidak sopan! Belum lagi dia susah makan dan suka menjerit-jerit. Huh! Di mall atau supermarket apalagi. benar-benar seorang trouble-maker cilik... Kalau cuma merengek minta dibelikan sesuatu masih bisa kuatasi. Tapi yang dia lakukan adalah MERUSAK! Aku pernah mengganti keramik yang dia pecahkan di sebuah toko buku. Aku sering ditegur pramuniaga karena dia membongkar barang-barang yang dijual. Dan membuang ke lantai, misalnya seperti mengeluarkan pasta gigi dari bungkusnya, lalu diacak-acak... arggghhh... Energiku habis mengurus anak ini. Meninggalkannya hanya berdua dengan pembantu rumah tangga, aku tak berani. mengingat banyak kasus penganiayaan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pembantu. Pengurus rumah tanggaku yang sekarang orangnya cukup sabar, tapi aku masih was-was juga meninggalkan anakku lama-lama dengan si mbak. Soalnya anakku ini berbeda dari anak-anak lainnya. Betapa irinya aku pada adikku Nana yang memiliki anak kalem, lembut dan gampang diatur. Atau pada sahabatku Santy yang memiliki anak laki-laki yang berprestasi di sekolah, selera makannya bagus dan prilakunya yang sopan. Kalau dikatakan faktor genetis, rasanya mustahil Santy yang super duper nakal sewaktu kecil bisa memiliki anak sebaik dan semanis Ryan. Sedangkan aku yang biasa-biasa saja (malah tergolong introvert) kok bisa punya anak yang sifatnya seperti ini. Aku sering mengeluh dan berkonsultasi dengan teman-temanku. Mereka menyarankan untuk bertanya pada ahlinya. Dan hasilnya anakku tergolong asperger autism, sejenis autis yang tidak terdeteksi sejak dini. Baru terlihat sekita umur 6 tahunan, dan ciri-cirinya hampir mirip dengan anak hiperaktif...
Tak terhitung sudah berapa kali aku marah kepada anakku yang baru berumur lima tahun itu. Tak terhitung berapa banyak air mata yang tercurah karena dia tak sengaja sering melukai dirinya sendiri... Memegang setrika yang masih dicolok Mbak Ningsih waktu dia berumur 1,5 tahun. Keserempet sepeda motor karena dia lari dari rumah waktu pintu terbuka. Waktu itu aku sedang mengunci pintu hendak keluar rumah, tiba-tiba Rara langsung melesat ke jalan. Padahal aku sudah memegang tangannya, tapi tetap saja dia bisa melarikan diri. Ternyata inspirasi rumah tanpa pagar (cluster) yang indah kurang tepat bagiku karena nyaris mencelakakan anakku Rara. Belum lagi dia bertengkar dengan anak tetangga lalu kepalanya berdarah karena dilempari batu. Aduuuhhh!!! Jangan harap aku mau membawanya ke rumah teman atau saudara... Ada-ada saja tingkahnya yang membuat aku tidak enak hati. Mulai dari menarik kaki bayi temanku yang baru melahirkan, memecahkan koleksi keramik mini kesayangan sepupuku, yang susah-susah dikumpulkannya sejak remaja, bahkan sampai hunting keluar negeri...
"Kamu nakal banget sih." Bertubi-tubi kulayangkan pukulan ke pantatnya yang tepos. Hilang sudah rasa kasihan karena dia kurus akibat susah makan. Hilang sudah kesabaran yang sudah bertumpuk-tumpuk sepanjang minggu yang berat ini... Mengerjakan thesis sampai titik darah penghabisan. Thesis yang sudah lama terbengkalai karena aku menikah kemudian hamil, melahirkan dan mengurus Rara...
"Ampun mama.. sakit...." Rintihan Rara tak membuatku berhenti. Terisak-isak dan terpuruk di lantai, Rara masih sempat berkata, "Mama jahat sama aku!!!" Kata-kata yang terlontar dari bibirnya yang mungil itu membuatku semakin naik pitam. Kujewer kupingnya dan kuseret Rara ke kamar mandi. Setan sungguh sedang menguasaiku sehingga aku tak sadar apa yang aku lakukan... Aku mengguyur Rara hingga basah kuyup...
"Bu, eling bu... Kasian non Rara. Saya yang salah, Bu. Tadi ndak lihat non Rara ngambil buku ibu dari atas lemari. Dari kemaren kan non kepengen banget ngambil buku itu..." Mbak Ningsih tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu kamar mandi, berlinang air mata.
Masih menyimpan kekesalan, aku keluar dari kamar mandi. Kuambil flashdisk dari dalam laci meja tulisku. Harus buru-buru ke warnet buat ngeprint ulang thesisku yang telah dirusak Rara. Komputer di rumah rusak dan belum sempat diperbaiki. Laptop aku tak punya.
Pulang ke rumah, Rara sudah tidur. Tumben, gumamku dalam hati. Biasanya selalu susah disuruh tidur. Minta dibacakan dongeng dulu, tapi tetap tidak mau tidur. Menjerit-jerit dan melompat-lompat di atas ranjang. Hmmmph!!! Semalam saja dia ikut papanya begadang nonton bola di televisi.
Kuraba keningnya panas. Rara demam rupanya. ya Tuhan, jangan-jangan Rara panas karena kusiram tadi. Dalam tidurnya, Rara mengigau, "Jangan mama. Aku jangan dipukul lagi!" Oh sungguh memelas. Kenapa tadi aku bisa setega itu ya? Kini melihat wajahnya yang innocent seperti bayi (wajah Rara memang tidak banyak berubah semenjak dia bayi), hatiku miris. tanpa sadar air mataku bergulir ke pipi, dan jatuh ke wajah Rara.
"Mama...." Rara terbangun dari mimpi buruknya.
"Ya sayang..." Aku memeluk tubuh mungilnya.
"Rara minta maaf ya, Ma.. Rara janji nggak nakal lagi." Kalimat ini selalu diulangnya setiap kali ia melakukan kesalahan.
"Janji ya, sayang...." aku mencium kepalanya.
"Janji, ma. Mama masih marah sama Rara?" bola mata yang bulat itu menatapku penuh harap.
"Mama nggak marah lagi, karena mama sayang sama Rara," air mataku jatuh lagi seperti dua tetes gerimis membasahi wajah mungil Rara.
"Jangan nangis lagi, mama... Terima kasih Tuhan, mama sudah nggak marah lagi sama Rara..."
Ya Tuhan, ampuni aku orang berdosa ini. Dan terima kasih Tuhan, Engkau telah mengirim malaikat kecil ini untuk mewarnai hidupku. bila dikilas balik, di balik kenakalannya Rara tetaplah seorang anak kecil yang butuh perhatian dan kasih sayang. Mungkin selama ini aku terlalu sibuk dengan urusan-urusanku sehingga sering mengabaikan dia. Rara bidadariku, mutiara hatiku.... Doamu yang tulus sungguh menyentuh hati mama, nak. Mama berjanji akan menjaga dan membimbingmu lebih baik lagi. lebih sabar, lebih care karena Rara matahari yang menyinari hidup mama. Tanpa Rara hidup mama hampa. Tanpa Rara mama kurang motivasi untuk menjadi orang yang lebih bersemangat meraih cita-cita. Terima kasih Tuhan telah menyadarkanku. Rumput tetangga mungkin lebih hijau, tapi aku punya tanaman sendiri yang menunggu jamahan tanganku untukbertumbuh..... Bukankah setiap pribadi diciptakan unik, ada kelebihan dan ada kekurangan. Lalu mengapa aku harus berkeluh kesah menghadapi perangai anakku sendiri? Ayo semangat bagi ibu-ibu yang frustasi dengan tingkah anaknya. Kasih ibu sepanjang jalan.... Mari kita tuntun anak-anak kita mencapai harapan dan impian-impian mereka....

Pantun Tahun Baru

Di sungai ada batu
Di jalanan juga banyak batu
Sekarang tahun baru
Mesti bikin resolusi baru
 

Tadi makan tahu
Kemarin juga makan tahu
Met tahun baru
Met cari gebetan baru 

ada buku warna biru
buku untuk menulis tamu
ini pantun tahun baru
aku buat khusus untuk mu

awan mendung tidak biru
awan mendung membayang-bayang ku
ucapkan met tahun baru
pada engkau yang ku sayang 

ke pasar beli layang-layang
di pasar ada pohon waru
selamat tahun baru sayang
janganlah merayu tuk dosa baru

ada buah duku dipetik
yang metik malah terharu
met tahun baru cantik
mari jauhi dosa baru

ada mertua ada menantu
sama-sama pake baju biru
tahun baru di depan pintu
datang bersama harapan baru

di kebun ada pohon waru
di kebun ada pohon lada
mari sambut tahun baru
dengan smangat membara di dada

ada yang jual kue putu
ada yang jual kue pita
tahun baru diambang waktu
mari sambut dengan sukacita

ada bebek ada itik
ada kesana ada kesini
selamat tahun baru, cantik
smoga penuh smangat di tahun ini

balon berwarna biru
balon dideket palu
selamat tahun baru
smoga sukses slalu

Pohon Beringin berdaun rindang
Tempat berteduh semua orang
Biar mati di ujung pedang
Asalkan dapat Si orang seberang

Memeliahara Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan
tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun
tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula
orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain :

1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari
seribu teman yang mementingkan diri sendiri
"Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita."**

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??
Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia Anda,
diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.??
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun
yang dapat anda berikan ??
Merekalah sahabat2 anda.
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan
mereka.

Puisi - Guruku Pahlawanku

Puisi Perpisahan

GURUKU PAHLAWANKU
Oleh Upee

Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia

Guru........
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti

Guru......
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku.

Puisi - Guru Terhebatku

Puisi Perpisahan

GURU TERHEBATKU
Oleh Nandica

Ku suka ......
tegasmu......
disiplinmu .....
rendah hatimu....
bijaksanamu.....
kemandirianmu....

Entah tak tau mengapa
disaat pertama kali aku mengenalmu....
kau mampu memberikan semua hal tentang dirimu...

Kau lah penyemangat hidupku.....
motivasiku.........
inspirasi ku.......

Terima kasih tuhan kau telah mengenalkanku pada guru terhebat ku ini yang mampu merubah semua tentang diriku........

Puisi - Jasa Guru

Puisi Perpisahan

JASA GURU
Oleh Tita Titania

Guru.............
kau pahlawan tanpa tanda jasa
kau mengajar tidak mengharapkan imbalan
walau kringat tlah bercucuran

Guru...........
kalau tiada engkau pasti negara ini tak akan merdeka
semua orang akan hidup tanpa ilmu
guru engkau sangat tegar

Oh guru................
jasa mu tiada tara
semua orang sangat membutuhkan mu
jasamu kan ku kenang sepanjang masa